Hujan
turun begitu deras saat bunda pergi kedalam pelukan-Nya. Air mata tak
bisa berhenti mengalir seperti hujan yang tak henti jatuh , saat kulihat
wajah bunda yang tersenyum damai. Aku terus menatap mata bunda, mata
yang selalu membuat diri ini tersenyum, tapi senyuman ku sekarang
terkunci rapat. Hanya tangisan dan teriakan yang menyebut “BUNDA”.
Seseorang yang tak a sing lagi datang menghampiriku seseorang yang dulu
menggoreskan luka dihatiku dan yang lebih menyakitkan dihati bunda.
Seseoranng itu adalah Ayahku sendiri yang meninggalkan kami disaat bunda
sedang sakit gara-gara wanita yang membuatnya buta. Aku tak ingin dia
menatap wajah bunda yang begitu suci tak ingin wajah bunda yang begitu
damai bertemu dengan lelaki seperti dia yang telah membuat bunda semakin
parah penyakitnya dan sampai bunda dibawa oleh yang di atas.